Kamis, 03 April 2014

HATI YANG BERSIH DAN JERNIH

                                 
Air bersih dan jernih mesti berasal dari mata air yang bersih. Jika sumber mata airnya kotor, misalnya terkontaminasi oleh kotoran, karat, dan limbah pengotor lainnya, maka air yang dihasilkan pasti kotor. 
Demikian halnya dalam kehidupan kita. Hal-hal yang baik seperti fikiran jernih, gagasan baik, anak-anak yang sopan, budaya yang membangkitkan, anak-anak yang cerdas, demokrasi yang bermartabat, anggota DPR dan DPRD yang baik, mesti dihasilkan dari "mata air" masyarakat yang bersih dan jernih.

Adalah mustahil mengharapkan air yang sehat dan jernih dari mata air yang kotor. Dalam pengertian ini, sumber mata airnya adalah yang utama untuk menghasilkan air yang layak.
Masyarakat, untuk memudahkan alur berfikir kita yang kita posisikan sebagai sumber mata air, menjadi faktor utama yang harus terlebih dahulu bersih dan jernih. Kemudian kita baru dapat mengharapkan hasil-hasilnya sebagai hal baik dan jernih.

Masa kini, banyak orang mengharapkan air bersih dan sehat, tetapi tidak bersedia memulainya dengan menjernihkan dan membersihkan terlebih dahulu sumber airnya.

Seorang teman mengatakan "Di hulu harus terlebih dahulu bersih dan jernih, baru kemudian kita mungkin mendapatkan air bersih dan jernih di hilirnya". Jika hulunya kotor, maka di hilir pun jua akan kotor.
Maka, menjelang Pemilu Legislatif 4 April 2014 mendatang, masyarakt sebagai bagian yang berada di hulu, kita dorong menjadi pribadi yang bersih dan jernih. Tidak mengotori diri dengan praktik politik tranksaksional, agar kita mendapatkan hasilnya di hilir kelak berupa anggota DPR dan DPRD yang berkualitas bersih dan jernih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar