Air bersih dan jernih mesti berasal dari mata air yang bersih. Jika
sumber mata airnya kotor, misalnya terkontaminasi oleh kotoran, karat,
dan limbah pengotor lainnya, maka air yang dihasilkan pasti kotor.
Demikian halnya dalam kehidupan kita. Hal-hal yang baik seperti fikiran
jernih, gagasan baik, anak-anak yang sopan, budaya yang membangkitkan,
anak-anak yang cerdas, demokrasi yang
bermartabat, anggota DPR dan DPRD yang baik, mesti dihasilkan dari "mata
air" masyarakat yang bersih dan jernih.
Adalah mustahil
mengharapkan air yang sehat dan jernih dari mata air yang kotor. Dalam
pengertian ini, sumber mata airnya adalah yang utama untuk menghasilkan
air yang layak.
Masyarakat, untuk memudahkan alur berfikir
kita yang kita posisikan sebagai sumber mata air, menjadi faktor utama
yang harus terlebih dahulu bersih dan jernih. Kemudian kita baru dapat
mengharapkan hasil-hasilnya sebagai hal baik dan jernih.
Masa
kini, banyak orang mengharapkan air bersih dan sehat, tetapi tidak
bersedia memulainya dengan menjernihkan dan membersihkan terlebih dahulu
sumber airnya.
Seorang teman mengatakan "Di hulu harus
terlebih dahulu bersih dan jernih, baru kemudian kita mungkin
mendapatkan air bersih dan jernih di hilirnya". Jika hulunya kotor, maka
di hilir pun jua akan kotor.
Maka, menjelang Pemilu
Legislatif 4 April 2014 mendatang, masyarakt sebagai bagian yang berada
di hulu, kita dorong menjadi pribadi yang bersih dan jernih. Tidak
mengotori diri dengan praktik politik tranksaksional, agar kita
mendapatkan hasilnya di hilir kelak berupa anggota DPR dan DPRD yang
berkualitas bersih dan jernih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar